Minggu, 16 Februari 2020

Part 1 "Ayahku Berpulang"

Sepekan sudah kepergian Ayah, Kakek Alika Nur Rahma, masih terbayang jelas kejadian sepekan yang lalu itu...

Sabtu, 8 Februari 2020 pukul 21.18
Hp berdering diujung telepon suara adekku Ismail dengan panik bertanya "Ayuk, Ayah sakit, Mael sekarang ke rumah Ogan, dibawa ke RS mana yuk?" Aku menjawab "IGD RS Charitas El" dengan tergesa aku yang sudah mau tidur segera bersiap ke menyusul ke RS ditemani Alika dan Papa Alika, pukul 21.48 kembali telpon hp berbunyi dan suara adikku kali sudah bercampur dengan tangis, "Ayuk sudah dimano Yuk??!!" "Sudah dijalan El di Demang Lebar Daun depan Sri Melayu Ayah ngapo El?" Tanyaku dengan panik "Cepetlah kesini Yuk" Jawab Adekku
Sesampainya aku di ruang IGD Charitas aq melihat badan ayah sudah dipasang dengan bermacam selang termasuk di dalam mulut tengah berjuang menahan sakit, ya memang Ayah ada penyakit jantung selain diebetes Ternyata penyebab adekku menangis itu Ayah sesampainya di IGD Charitas masuk IGD pun masih dipaksa pake kursi roda (memang Ayah paling ga mau pake kursi roda) begitu ditidurkan ranjang IGD muka Ayah membiru dan nafasnya hilang yang menurut Ibu ada sekitar 5 menit Ayah henti nafas, masih menurut cerita Ibuku suster jaga IGD begitu Ayah henti nafas segera memberi tindakan langsung merobek baju ayah melompat ke atas badan memberikan pertolongan untuk menyelamatkan Ayah, 5 menit yang menegangkan, Alhamdulillah Ayah sadar nafasnya kembali dan seharusnya Ayah harus segera dipasang alat bantu nafas ventilator disinilah drama
dimulai 😭
Alat ventilator memang tersedia di ruang IGD Charitas tetapi saat itu sedang dipinjam ada pasien di kamar perawatan yang sedang gawat dan ruang ICU di RS Charitas sedang penuh, tentu saja tindakan  selanjutnya yang diambil adalah merujuk pasien ke RS yang ada ruang ICU dan tersedia alat ventilatornya, untuk merujuk pasien dilakukan secara online RS Charitas mengirimkan screenshot ke RS yang dituju dan apabila RS yang dituju merespon baru pasien diantar ke RS rujukan, RS pertama yang dituju adalah RSMH
Waktu terus berjalan, mungkin saat itu pukul 23.00 atau mungkin 24.00 WIB yang jelas waktu itu tengah malam jawaban dari RSMH belum ada, di ranjang masih terbaring ayah menahan sakit dibantu pernafasan dengan alat pompa manual yang tentu saja tidak maksimal 😭 RS Charitas selaku RS yang merujuk hanya bisa menunggu jawaban, ternyata seperti itu cara kerjanya harus ada jawaban terlebih dahulu dari RS yang dirujuk tidak bisa misalnya dengan cara meyebarkan screenshot ke seluruh RS di Palembang harus satu persatu jadi kami berinisiatif menyusul ke RSMH untuk segera merespon screenshoot dari IGD Charitas.
Jawaban dari RSMH sekitar jam 2 malam itupun setelah didatangi langsung oleh adekku "ruangan penuh" selanjutnya RS Charitas mengirimkan screenshot rujukan ke RS yang lain ke RS Hermina, ke RS Siloam, ke RS Benteng, ke RS Bhayangkara, ke RS Bunda, ke RSI Siti Chodijah dengan diiringi kami yang menyusul langsung ke RS yang dituju meminta mereka segera merespon karena tiap detik sangat berharga kami adik beradik berbagi tugas, adekku no 2 stay di Charitas (Cek Berty dan keluarga yang lain) Aku, Papa Alika dan Alika yang udah tertidur di mobil ke RSI Chodijah, ke RS Bunda dan RS MMC sedangkan Ismail adekku no 4 ditemani sepupu kami Beben menyebar ke RS lainnya.
https://www.instagram.com/p/B8UiIrkgUPf/?igshid=1tb2zsos0fpsc
dan inilah ceritaku, RS pertama yang kami tuju untuk memastikan ada atau tidak
alat ventilator yang tidak sedang dipakai adalah RS MMC dan ternyata di RS MMC tidak memiki alat ventilator, selanjutnya kami memastikan ke RSI Siti Chodijah dan hasil yang didapat di RSI Chodijah penuh baik ruang ICU maupun alat ventilator sedang penuh semua selanjutnya kami menuju ke RS Bunda, belum lagi panjang lebar menjelaskan IGD RS Bunda langsung menjawab "Oh keluarga pasien IGD Charitas maaf bu memang benar-benar penuh silahkan cek bu, screenshot juga udah kami jawab" bingung dan sedih kami sudah tidak tau kemana lagi kemudian salah satu perawat menyarankan ke RSUD Siti Fatimah saja bu itu RS baru semoga ada bu disana. Kami langsung menuju ke RSUD Siti Fatimah sesampai disana aku bertemu dengan sepupuku Beben waktu saat itu sekitar pukul 03.30 di ruang IGD cuma ada satu orang perawat laki-laki dan tidak ada satupun pasien di IGD, kami menceritakan pengalaman kami sudah pontang panting kesana kemari mencari RS yang ada ruang ICU dilengkapi dengan alat ventilator tapi semua RS penuh, menurut perawat itu "Ibu mungkin dari semua RS yang sudah ibu dan keluarga  temui sebenernya ada ruangan ICU dan alat ventilator yang siap pakai tapi ibu terkendala dokternya yang tidak ada" what???😔 alasan konyol apa ini kami tinggal di kota besar dimana dokter berlimpah ruah bagaimana bisa ga ada dokter yang jaga 😩 "Jadi pak sekarang ada ga alat ventilator yang bisa dipakai disini" tanyaku "ada bu tapi tetap harus kami cari dokter dulu untuk menerima pasien rujukan ditambah lagi sekarang weekend, kalo kami terima pasiennya tanpa ada dokter kami menyalahi aturan bu", "oke baik jadi bisa ya pak RS Charitas merujuk kesini" tanyaku lagi "Bisa bu tapi tetap harus kami cari dokternya juga dokternya disini on call" setelah meminta no telepon IGD bergegas aku ke RS Charitas lagi meminta untuk segera mengirimkan screenshoot ke RSUD Siti Fatimah, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB baterai HP sudah sekarat aku pamit ke Ibu untuk pulang sebentar nanti Dian kesini lagi Bu, sekarang kita sedang menunggu jawaban dari RSUD Siti Fatimah disana alat ada semoga bisa segera ayah dapat alat bantu nafas nya.

Bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I'm pleased to read all your comment
please leave if it even just a simple "hi"