Minggu, 16 Februari 2020

Part 2 "Ayahku Berpulang"

Ahad 9 Februari 2020

Setelah pamit ke Ibu, kami pulang ke rumah waktu menunjukkan pukul 04.30 WIB masih belum masuk waktu Shubuh sambil menunggu waktu Shubuh aq tahajud memohon pertolongan Allah mengiba agar Ayah diberikan kesembuhan, masih mengenakan mukena aq tertidur dan terbangun pukul 5.30 Shubuh kami terlambat pukul 07.00 pamit ke Papa Alika mau ke RS lagi kalo hanya berdiam di rumah hatiku pun tak tenang Alika juga kecapean masih tertidur biarlah Papanya saja yang menemani Alika menyusul nanti saja setelah Alika bangun, sebelum ke RS aq mampir ke rumah ogan ambil baju untuk Ayah, baju yang dipakai ayah kemarin udah dirobek perawat.

Sekitar pukul 07.40 sampai aq ke RS Charitas setelah menemui Ibu yang masih setia berada di dekat Ayah aq langsung bertanya ke perawat yang jaga apa jawaban dari RSUD Siti Fatimah, ternyata jawabannya adalah "Ruangan Penuh" πŸ˜” disini sungguh sangat aku apresiasi bagaimana usaha dari team perawat dan dokter di IGR Charitas segala daya upaya dilakukan dari mulai menyarankan kami menyusul langsung ke RS yang akan dirujuk untuk mengejar waktu yang mana kami tidak ada satupun yang berpikir kesana karena tidak mengerti, perawat yang secara bergantian terus menerus memompa alat bantu nafas manual ke Ayah lelah perawat satu ganti perawat yang lain sebelumnya udah dicoba alat ventilator jadul berharap masih bisa berfungsi cuma satu perawat di IGD itu yang paham dengan alat ventilator jadul itu dan memang perawatnya sudah senior pada intinya Ayah berada dibawah pengawasan yang ketat.

Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB perawat sudah berganti shift tapi usaha terakhir dari perawat di IGD Charitas adalah menelfon ruang ICU berharap ada pasien yang stabil bisa dipindah dari ICU ke kamar perawatan jadi Ayah bisa masuk ke ICU ada sedikit harapan salah satu pasien di ICU sudah dilepas alat dari pukul 07.00 sekarang masih di observasi keputusan pastinya pukul 08.30 cepat aku kasih tau ke Ibu info terbaru ini berharap semoga yang terbaik untuk Ayah, tepat pukul 08.30 perawat mengabarkan cepat keluarga pak Syarifuddin ke ruang administrasi bawa KTP dan kartu BPJS ayah untuk mengunci satu tempat di ICU  itu jangan sampai diambil yang lain, segera aku ke ruang admistrasi mendaftarkan nama ayah dan Alhamdulillah berhasil
 Pendaftaran nama Ayah di ICU
Proses pindah ayah dari IGD ke ICU

Terbirit-biritlah ibu hamil tinggal nunggu hari ini ngiringin perawat dikawal dokter jaga dari IGD di tiap simpang kami (aku dan Ibu) nanya ke "Mana ruang ICU?" Ruang IGD di gedung baru ruang ICU di gedung lama kami melewati semacam jembatan penghubung dari gedung baru ke gedung lama letak ruang ICU persisnya kalo dari gedung lama di samping ruang Lukas sempat juga aq menyeletuk ke salah seorang perawat yang kami tanyain "cepet nian perawat ini jalannyo" dijawab sama perawat itu "Iya bu kan ngejar nafas pasiennya" lah bener pulo.



Akhirnya sampai di ruang ICU, sedikit bernafas lega paling tidak Ayah sudah menggunakan alat bantu nafas yang stabil setelah sebelumnya manual yang tekanannya belum tentu stabil kami sangat berharap Ayah selamat. Menyusul di ruang ICU adekku Ismail, adek beradek ayah om Tabak tante Dunda dan Tante Rina oh ya di ruang administrasi tadi aq dibacakan peraturan untuk pasien ICU bahwa tidak boleh ada yang masuk ke ruang ICU ada ruang khusus untuk keluarga pasien menunggu, jika diperlukan keluarga pasien akan dipanggil oleh perawat, segala hal yang berhubungan dengan keperluan pasien misalnya butuh darah, obat dll diserahkan hanya melalui pintu khusus intinya pasien di ICU di isolasi dan full berada di bawah pengawasan  dokter dan perawat ICU tanpa campur tangan keluarga pasien.

Waktu itu mungkin sekitar lewat pukul 09.00 pagi kami semua berkumpul menunggu di ruang tunggu ICU (Ibu, Mael, Adik ayah Om Tabak, Tante Dunda) yang semalaman menunggu di IGD om Tebroni, om Alpian, cek Berty dan keluarga udah pulang mungkin sekitar jam 07.00 pagi, Ria istri Ismail dari shubuh jam 4 itu juga udah pulang sekedar beristirahat sebentar karena nanti bisa bergantian menjaga, aku pun sudah berinisiatif mau pulang sebentar nanti ke RS lagi dengan membawa perlengkapan menunggu ibu di RS seperti alas tidur/ambal kecil, bantal, baju ganti ibu, pamit ke ibu karena ibu tidak mau meninggalkan Ayah aku mengajak salah satu adek ayah Tante Dunda untuk nanti diperjalanan mampir beli sarapan untuk ibu, tante dunda aq turunin lagi di RS maklum kalo udah di gedung lama parkir charitas agak susah mending bawa tante ntar diturunin di pinggir jalan RS dan aq ga perlu masuk

Belum lagi jauh keluar dari RS masih diseputaran perkantoran gubernur, Adikku Ismail kembali menelfon dengan suara panik bercampur tangis yang sama seperti semalam memintaku kembali putar balik ke RS "Ayah kritis lagi" Ya Allah Ya Allah kenapa lagi 😭😭😭 cepet aku putar balik mobil ke RS campur aduk perasaan setelah sampe di RS untuk yang pernah tau ruang ICU di Charitas itu letaknya di lantai 3 lantainya landai tidak ada tangganya jadi ranjang RS yang ada rodanya itu bisa lewat situ juga, dengan berpegangan pada pinggir tangga memaksa diri cepat naik ke atas sambil berdoa Ya Allah aq tengah mengandung, hamil tua Ya Allah sampekelah aq ke atas ketemu Ayah 😭 akhirnya sampailah aku ke ruang ICU.

Perasaanku begitu sampai di ruang ICU tambah tak menentu melihat seluruh keluarga sudah diizinkan masuk ke ICU bukankah ICU sangat ketat menjaga peraturan tidak ada yang boleh masuk ini pertanda buruk, dokter dan perawat sibuk di samping ayah, Ibu dan yang lain sudah basah air mata Ya Allah Ibu tiap kali mendekat pegang badan ayah monitor menunjukkan gerakan yang tidak stabil nafas ayah sudah satu-satu mata ayah udah terpejam akhirnya Ibu mundur berdiri di ujung kaki dengan yang lain, aku langsung mengambil posisi disebelah ayah kubisikkan di telinga ayah "Yah ini Dian Yah, 😭 LA ILAHA ILA ALLAH kutunggu respon Ayah, mulut ayah memang tidak bisa menjawab karena ada selang di dalam mulutnya, terus kuulangi lagi kalimat LA ILAHA ILA ALLAH kutunggu lagi respon Ayah sudah terasa lagi sakit di perut karena posisi sambil membungkuk di samping ranjang ayah, ada yang menyodorkan aq kursi mungkin Ismail entah siapa udah ga kupedulikan lagi kalo aq duduk ga sampe bisikan ku ke telinga Ayah, dalam hati aq berucap "Ya Allah dak tetunggu apo yah cucu ayah yang sikok dalam perut ni nak melahirke aq ni yah😭" dan akhirnya dengan sekali tarikan nafas tak lama setelah aq mengulangi lagi kalimat tauhid itu di telinganya, Ayah menghembuskan nafas terakhir sungguh terggambarkan rasanya menyaksikan langsung sakaratul maut Ayah 😭😭😭

Semua yang bernyawa memang pasti akan kembali kepadaNya memang kami masih berupaya dibantu dokter dan perawat untuk mengusahakan supaya Ayah kembali karena Ayah tu orang yang kuat sepanjang hidupnya Ayah jarang sakit ga ada pantang2an kalo beliau mau pengen makan ini itu makan aja ga terlalu dipeduliin dan sekali lagi apresiasi untuk perawatan di RS Charitas meskipun sepertinya dokter dan para perawat tu tau Ayah sudah tiada masih kami dibantu mengupayakan dengan maksimal supaya kami puas tapi kalo dipaksa ada resiko patah tulang rusuk atau mungkin hancur jantungnya karena dipaksa mana kesian pula liat jasad ayah meskipun sudah tiada sudah cukup beliau menahan sakit.

Bersambung...


1 komentar:

  1. Nangis aku baca ini.... Cuma bisa bilang, turut berduka ��������

    BalasHapus

I'm pleased to read all your comment
please leave if it even just a simple "hi"